METODE PENELITIAN KUALITATIF
1.
Konsep
Dasar Metode Penelitian Kualitatif
Metodologi
secara umum didefinisikan sebagai ”a body
of methods and rules followed in science or discipline”. Sedangkan metode
sendiri adalah ”a regular systematic plan
for or way of doing something”. Kata
metode berasal dari istilah Yunani methodos
(meta+bodos) yang artinya cara. Jadi, metode penelitian sosial adalah cara
sistematik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam
proses identifikasi dan penjelasan fenomena sosial yang tengah ditelisiknya.
Secara dikotomis, dalam ilmu sosial dikenal dua jenis metode penelitian yaitu
kuantitatif dan kualitatif.
David William
(1995) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu
latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan
dilakukan oleh orangatau peneliti yang tertarik
secara alamiah.
Penelitian kualitatif di definisikan sebagai suatu
proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai
kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia (Catherine Marshal, 1995).
Poerwandari
(2007) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data
yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara, catatan lapangan, gambar,
foto, rekaman video, dan lain sebagainya.
Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang
tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi
lainnya. Pengertian ini mempertentangkan penelitian kualitatif dengan
penelitian yang bernuansa kuantitatif yaitudengan menonjolkan bahwa usaha
kuantifikasi apapun tidak perlu digunakan pada penelitian kualitatif.
2.
Karakteristik
Metode Penelitian Kualitatif
Ada beberapa karakteristik metode penelitian
kualitatif yaitu:
1)
Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
Penelitian
kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti
pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan
pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati,
mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang
terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat
itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di
mana tingkah laku berlangsung.
2)
Memiliki sifat deskriptif analitik
Penelitian
kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil
pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi
penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera
melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan,
membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi
dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang
diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data
pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu
fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang
ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan
makna yang terkandung dalam data.
3)
Tekanan pada proses bukan hasil
Tekanan penelitian
kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa
yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya memerlukan
pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapar dilakukan dengan ukuran
frekuensinya saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan,
prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di
mana dan pada saat mana proses itu berlangsung. Proses alamiah dibiarkan
terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak akan
menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu mentaransformasi
data menjadi angka untuk mengindari hilangnya informasi yang telah diperoleh.
Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan
teori sebagai suatu temuan atau hasil penelitian tersebut.
4)
Bersifat induktif
Penelitian
kualitatif sifatnya induktif.
Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari
lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu
proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis,
menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses
tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab
proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam
konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam
bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan
bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang
terpisah namun saling berkaitan.
5)
Mengutamakan makna
Penelitian
kualitatif mengutamakan makna.
Makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa.
Misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti
memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya.
Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang
keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami dalam membina guru,
mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi. Sebagai bahan pembanding
peneliti mencari informasi dari guru agar dapat diperoleh titik-titik temu dan
pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan
informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti agar
dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara sahih dan tepat.
6)
Tehnik
penelitian kualitatif
Menggunakan metode kualitatif yaitu
pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen. Ada beberapa metode tang
digunakan dalam pertimbangan yaitu penyesuaian metode kualitatif lebih mudah
apabila berhadapan dengan dengan kenyataan jamak, metode ini menyajikan secara
langsungantara peneliti dan responden dan metode ini lebih bisa menyesuaikan
diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang
dihadapi
7)
Intrumen
penelitian yang digunakan adalah peneliti sebagai instrumen, tape recorder (video/audio), kamera dan
sebagainya
8)
Analisis
data dilakukan secara terus menerus dari awal hingga kahir penelitian, dengan
induktif, mecari pola, model, tema dan teori.
Berdasarkan ciri di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif tidak
dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan
berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan
konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus menggunakan
angka, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi
yang alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi
terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang kompleks dan selalu
berubah menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan.
3.
Proses
Penelitian
Sehubungan persyaratan diterapkannya “metode ilmiah”
dalam setiap kegiatan penelitian tersebut maka penelitian dasar dari proses
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.
Kerangka berpikir dalam penelitian kualitatif
berbeda dengan kerangka berpikir kuantitatif karena, dalam penelitian
kualitatif mensyaratkan pentingnya Penelitian
Pendahuluan untuk membangunnya.
Disamping
itu, dalam penelitian kualitatif tidak mensyaratkan adanya hipotesis dan tidak
bertujuan untuk melakukan generalisasi.
4.
Jenis
Penelitian Kualitatif
4.1 Study kasus (case study)
Case study adalah bentuk penelitian yang mendalam
tentang suatu aspek lingkungan social termasuk manusia didalamnya (Nasution
S,2001:27). Case study dapat dilakukan pada seorang individu, sekelompok
individu (misalnya : suatu keluarga), segolongan manusia (guru, suku),
lingkungan hidup manusia (desa, sector kota) atau lembaga social
(perkawinan-perceraian). Case study dapat mengenai perkembangan sesuatu
(misalkan pengaruh didirikannya suatu pabrik didaerah pedesaan), dapat pula
memberi gambaran yang ada tentang keadaan yang sebenarnya.
Bahan case study dapat diperoh dari sumber – sumber
seperti laporan hasil pengamatan, catatan pribadi, kitab harian atau biografi
orang yang diselidiki, laporan atau keterangan dari orang yang banyak tahu
tentang kejadian itu.
Keuntungan
dari case study
1)
Dengan case study dapat diselidiki setiap
aspek kehidupan sosial kecuali bila ada halangan yang tak dapat di atasi
seperti: tidak mungkinnya diperoleh keterangan, atau karena alas an keuangan,
waktu dan tenaga.
2)
Dapat digunakan untuk meneliti setiap
aspek spesifik dari suatu topic atau keadaan social secara mendalam dengan
tidak melupakan bagian khas yang secara terperinci tidak boleh melupakan
kedudukannya dalam rangka keseluruhan masalahnya.
3)
Dapat digunakan sebagai cara pengumpulan
data seperti; observasi, wawanca, angket, studi documenter, dan alat
pengumpulan data lainnya untuk memperoleh informasi yang sebanyak – banyaknya
agar masalah tersebut kita pahami secara mendalam.
4)
Case study dapat menguji kebenaran
teori. Jika case study tersebut didasarkan atas teori – teori teretentu, maka
case study yang spesifik membuka kesempatan untuk menguji kebenaran teori itu. Dari hasil case studi
itu ada kemungkinan untuk merumuskan generalisasi – generalisasi tertentu.
5)
Case studi dapat dilakukan dengan biaya
yang rendah. Hal ini tergantung dari metode pengumpulan data yang digunakan.
Kelemahan
dari case study
1)
Oleh karena case studi mempelajari aspek
– aspek yang spesifik, kemungkinan untuk mencapai generalisasi sangat terbatas.
Generalisasi yang berdasarkan case studi disangsikan keberanannya bagi
masyarakat luas. Jika sampel tersebut homogen maka dapat dianggap representaif
bagi keseluruhan. Namun, dalam penelitian social tidak akan terdapat
homogenitas yang demikian. Maka, ada alasan untuk menyangsikan representativitas
satu casae studi. Jaki jikalaupun diambil suatu generalisasi, maka itu harus
dipandang sebagai tentative yang perlu diuji kebenarannya dikemudian hari.
2)
Keberatan lain yaitu case studi
memerlukan waktu yang lebih lama bila dibandingkan survey. Hal ini disebabkan
oleh metode pengumpulan data karena mengharuskan peneliti untuk terlibat
langsung dalam pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara pribadi serta
menggunakan metode – metode lain.
4.2 Etnografi (Ethnography)
Etnografi merupakan studi yang
sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya
atau sebuah kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu dari
sisi pandang pelakunya. Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan,
karena memang dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti
mengamati perilaku seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Data
diperoleh dari observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama
di lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam,
mempelajari dokumen atau artifak secara jeli.
Tidak seperti jenis penelitian
kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai
pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisis di lapangan
sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian
etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari
antropologi. Para ahli pendidikan bisa menggunakan etnografi untuk meneliti
tentang pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-sekolah di
tengah-tengah kota.
Parameter :
1.
Geografi
2.
Agama
3.
Suku bangsa
4.
Shared experience
Kelemahan:
1.
Sangat memboroskan waktu /membutuhkan
waktu yang sangat lama
2.
Bila peneliti tidak familiar dengan
social budaya masyarakat setempat atau dengan bahasa local
3.
Peneliti sebagai outsider bias
menyebabkan kebingungan atau kesalah pahaman
4.
Peneliti harus kembali kelapangan untuk
mengecek interpretasinya dengan informan untuk validasi data
5.
Analisa data dengan menggunakan emik
6.
Seringkali menggunakan bahasa local
untuk mendeskripsikan fenomena
4.3 Penelitian Histories (Historical
Research)
4.3.1 Definisi
Menurut Winarno Surakhmad (1994) metode Histories Reseach merupakan
penelitian yang mengaplikasikan metode pemecahan yang ilmiah dari
perspektif historis suatu masalah. Secara spesifik, dijelaskan bahwa sebuah
proses yang meliputi pengumpulan dan penafsiran sejarah, peristiwa ataupun
gagasan yang timbul dimasa lampau, untuk menemukan generalisasi yang berguna
dalam usaha untuk memahami kenyataan – kenyataan sejarah, bahkan juga berguna
untuk memahami sekarang dan meramalkan perkembangan yang akan datang.
Sementara menurut M Nazir (1988) metode ini merupakan usaha untuk
memberikan interpretasi dari bagian tren yang naik turun dari suatu status
dimasa lampau untuk memperoleh generalisasi yang berguna untuk memahami
kenyataan sejarah, membandingkan dengan keadaan sekarang dan dapat meramalkan
keadaan yang akan datang.
Jenis penelitian ini mengkaji dokumen atau artifak untuk memperoleh
pengetahuan tentang apa yang terjadi di masa lampau. Keberhasilan pemahaman
yang komprehensip tergantung pada ketepatan dan kelengkapan data dan catatan
peneliti tentang dokumen tersebut. Misalnya, seorang peneliti pendidikan ingin
mengetahui kecenderungan yang terjadi di sebuah di wilayah tertentu sejak awal
berdirinya hingga sekarang dengan fokus perhatian pada isu tunggal. Misalnya,
metode pengajarannya, kecenderungan asal siswa, setelah siswa lulus,
matapelajaran yang disukai, kecenderungan model belajarnya dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan tersebutm, ada 3 unsur makna metode sejarah yaitu:
(a) upaya interpretative, (b) fakta – fakta yang merupakan tren masa lalu dan
(c) tujuan memprediksi masa yang akan datang berdasarkan tren masa lalu.
4.3.2 Tujuan dan Kegunaan
Menurut Andi
Prastowo (2011) metode ini mempunyai tujuan yaitu untuk membuat rekontrksi masa
lampau secara obyektif dan sistematis dengan mengumpulkan, mengevaluasi serta
menjelaskan dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan menarik
kesimpulan secara tepat.
Sedangkan dari
segi kegunaannya, metode sejarah digunakan untuk menelusuri jalur-jalur
kesejarahan. Kegunaan lainnya implementasi (penerapan) metode secara khusus
menghasilkan penelitian yang bersifat komperatif.
Adapun Ndraha
(1985) menyebutkan ada 3 manfaat dari metode Histories Reseach, yaitu:
1.
Dengan pendekatan objektif, dicapai pengertian
akan kejadian masa lampau
2.
Dengan pendekatan subyektif, dilakukan
pembandingan antara masa lalu dan masa kini
3.
Berdasarkan data atau fakta masa lalu,
dapat diperhitungkan arag perkembangan masa depan
4.3.3 Ciri Khas
Metode Histories Reseach memiliki 4 ciri khusus, yaitu:
1)
Metode ini lebih
banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain dimasa lampau
2)
Data yang digunakan
lebih banyak bergantung dari data primer dari pada data sekunder.
3)
Metode Histories Reseach mencari data secara
lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang tidak diterbitkan
ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar
4)
Sumber data harus
dinyatakan secara definitive, baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber
tersebut harus diuji kebenaran dan keasliannya. Fakta harus dibenarkan oleh
sekurang – kurangnya 2 saksi yang tidak pernah berhubungan.
4.3.4 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam
metode Histories Reseach menurut
Nazir (1988) adalah: (1) Remain dan
dokumen (2) sumber primer dan sumber sekunder.
4.3.5 Jenis Penelitian Histories
Secara garis besar ada 4 jenis metode penelitian
sejarah yaitu:
1)
Penelitian Sejarah Komparatif
Metode penelitian sejarah yang
dikerjakan untuk membandingkan factor-factor dari fenomena-fenomena sejenis
pada suatu periode masa lampau.
2)
Penelitian Yuridis atau Legal
Metode penelitian sejarah yang
ingin menyelidiki hala-hal yang berhubungan dengan hukum, baik hukum formal
maupun nonformal dalam masa yang lampau.
3)
Penelitian Biografis
Salah satu jenis metode sejarah
yang digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan
masyarakat. Penelitian ini mengkaji sifat - sifat, watak, dan pengaruh baik
pengaruh lingkungannya maupun pengaruh pemikirannya dan watak figure yang
diterima selama hayatnya.
Menurut
Surakhmad (1994), surat-surat pribadi yang ditulis oleh subyek semasa hidupnya,
karangan mengenai dirinya, peristiwa- peristiwa yang digali dari orang-orang
yang terdekat dengannya, buku harian, dan hasil-hasil karyanya. Semua ini
adalah sumber berharga untuk menyusun biografi yang baik.
4)
Penelitian Bilbiografis
Metode sejarah uuntuk mencari,
menganalisis, membuat interpretasi ,serta menggeneralisasi fakta-fakta yang
merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi. Penelitian
ini mencakup hasil pemikiran dan ide-ide yang ditulis oleh para pemikir atau
para ahli. Kerja penelitian ini juga mencakup penyusunan karya teretentu dari
seorang pemikir atau menemukan dan menerbitkan kembali dokumen-dokumen tua yang
telah lama hilang.
4.3.6 Problematika Histories Reseach
Menurut Sulisto
Basuki (2006), ada beberapa maslaaha pokok yang dihadapi jika peneliti
menggunakan metode ini dalam penelitiannya,yaitu sebagai berikut:
1.
Menentukan bagaimana data dianggap cukup
2.
Ceroboh dalam menilai data
3.
Terlalu mengandalkan sumber informasi
sekunder
4.
Mengkaji masalah yang terlalu luas
5.
Keliru dalam menilai data sejarah
beserta sumbernya
6.
Kekeliruan dalam menafsirkan data
7.
Membawa masalah kini kemasa lampau
walaupun data sejarah yang ada tidak menunjang interpretasi tersebut.
4.4 Fenomenologi
Istilah fenomenologi memiliki
tiga konsep. Pertama, ia
merupakan salah satu nama teori sosial mikro yang secara garis besar konsepnya
adalah setiap gejala atau peristiwa apa saja yang muncul tidak pernah berdiri
sendirian. Dengan kata lain, selalu ada rangkaian peristiwa lain yang
melingkupinya. Selain itu, menurut fenomenologi, yang tampak bukan merupakan
fakta atau realitas yang sesungguhnya, sebab ia hanya merupakan
pantulan-pantulan yang ada di baliknya. Kedua, fenomenologi merupakan jenis paradigma penelitian
sebagai kontras dari positivistik. Jika positivistik merupakan akar-akar metode
penelitian kuantitatif, maka fenomenologi merupakan akar-akar metode penelitian
kualitatif. Jika positivistik lebih memusatkan perhatian pada data yang empirik
dan mencari hubungan antar-variabel, maka fenomenologi sebaliknya berfokus pada
data abstrak dan simbolik dengan tujuan utama memahami gejala yang muncul
sebagai sebuah kesatuan utuh. Ketiga,
fenomenologi merupakan jenis penelitian kualitatif yang konsep dasarnya adalah
kompleksitas realitas atau masalah itu disebabkan oleh pandangan atau
perspektif subjek. Karena itu, subjek yang berbeda karena memiliki pengalaman
berbeda akan memahami gejala yang sama dengan pandangan yang berbeda. Lewat
wawancara yang mendalam, peneliti fenomenologi berupaya memahami perilaku orang
melalui pandangannya. “Human behaviour is a refelection of human mind”.
Yang membedakan dengan jenis penelitian kualitatif yang lain, fenomenologi
menggunakan orang sebagai subjek kajian, bukan teks atau organisasi, dsb.
Contoh pertanyaaan penelitian fenomenologi adalah : (1) Bagaimana
hubungan antara guru-guru baru dan para seniornya? (2). Apa makna pengalaman
mengajar bagi guru-guru muda yang baru mengajar?
.
4.5 Grounded Research
4.5.1 Definisi
Metode Grounded
Research menghasilkan teory yang disebut Grounded Theory. Dalam metode ini, digunakan pendekatan penelitian
kualitatif yang memiliki maksud pokok untuk mengembangkan teori berdasarkan
data empiris, bukan membangun teori secara deduktif logis (Muhadjir, 2000).
Menurut Moelong (2006) metode ini memiliki maksud
untuk menjadi metode yang tuntas dengan jalan menyediakan prosedur yang rinci
dan sistematis dalam pengumpulan data, analisisdan teorisasi. Namun, hal itu
ditunjukan untuk menjaga kualitas teori yang muncul dari data. Menurut Moelong
(2006) ada kriteria pokok untuk penelitian Grounded
Research, yaitu:
1.
Harus sesuai dengan fenomena
2.
Diperoleh dari berbagai macam data
3.
Dipercaya dari segi kenyataan sehari –
hari dibidangnya
4.
Hal itu harus menyediakan pemahaman dan
harus komprehensif terhadap orang – orang yang diteliti maupun yang lainnya
yang terlibat.
5.
Hal itu harus menyediakan kesimpulan
umum
6.
Interpretasinya konseptual dan luas
7.
Teori memasukkan variasi ekstentif
dibidangnya
8.
Menyediakan pengawasan
Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan
teori dari fenomena sosial berdasarkan data lapangan. Pengalaman bergulat
dengan data akan melahirkan pemahaman, pertanyaan, dan hipotesis yang memandu
peneliti untuk memusatkan perhatian pada isu tertentu. Karena itu, semakin kaya
data, peneliti semakin memperoleh insight yang tajam dan mendalam
tentang isu yang diteliti. Pertanyaan penelitian dipertajam setelah peneliti
melakukan pengumpulan data di lapangan. Disebut grounded , sebab
teori dilahirkan dari data, bukan dari teori yang lain yang sudah ada
sebelumnya.
4.5.2 Tujuan dan kegunaan
Menurut Nazir (1988) ada 5
tujuan dari metode ini yaitu:
1.
Untuk mengadakan
generalisasi empiris
2.
Untuk menetapkan
konsep – konsep
3.
Untuk membuktikan
teori
4.
Untuk mengembangkan
teori
5.
Untuk menentukan
sejauh mana suatu kasus berlaku untuk umum
Dalam pandangan Glaser dan
Strauss, metode Grounded Reseach memiliki kegunaan memberi peluang
pengembangan teori subtantif menjadi teori formal (Muhadjir:2000).selain itu, Grounded Reseach juga lebih banyak memberikan sumbangan pada
konsep berfikir kualitatif. Akan tetapi dalam banyak hal masih terpaku pada
pemikiran kuantitatif.
Dari penjelasan di atas, pada intinya metode Grounded Reseach memiliki kegunanaan untuk mengembangkan teori
– teori baru. Data menjadi sumber teori.
4.5.3 Ciri khas Grounded Reseach
Metode Grounded Reseach dapat kita bedakan dari metode – metode yang
lainnya. Apa saja ciri – cirinya?
1)
Menggunakan data
sebagai sumber teori
2)
Peranan data dalam
penelitian ini lebih ditonjolkan
3)
Pemilihan sampel
mengarah ke pemilihan kelompok atau subkelompok yang akan memperkaya penemuan
ciri – ciri utama
4)
Pengumpulan data
dan analisis data berjalan pada waktu yang bersamaan
5)
Hubungan teori dan
tesis terletak pada teirisinya data secara penuh pada tesis subtantif.
4.5.4 Keuntungan
Metode Grounded Reseach memiliki kelebihan sebagai berikut:
1)
Metode ini mampu
menyelidiki secara mendalam suatu permasalahan
2)
Metode Grounded Reseach mengkritik tugas
pengembangan ilmu pengetahuan (dengan pendekatan kuantitatif-positivistik) yang
hanya mengadakan verifikasi
3)
Hipotesis dalam Metode
Grounded Reseach merupakan suatu
pernyataan ilmiah yang akan terus dikembangakan.
4.5.5 Kelemahan
Kelemahan Metode Grounded Reseach adalah sebagai berikut:
1)
Grounded Reseach menggunakan
analisis perbandingan dan mensifatkan analisis perbandingan sebagai penemuan
yang baru. Karena, Grounded Reseach tidak
menggunakan Propability Sampling maka
generalisasi yang dilakukan akan menimbulkan banyak bias.
2)
Akhir penelitian
tergantung pada subyektivitas peneliti
3)
Teori yang
diperoleh dalam Grounded Reseach tidak
didasarkan atas langkah - langkah sistematis melalui siklus empiris metode
ilmiah.
4)
Grounded Reseach dapat
disamakan dengan pilot studi atau Exploratory
Reseach belaka.
5)
Sukar dinilai
dengan metode – metode umum lainnya yang sering dilakukan dalam penelitian
kemasyarakatan.
4.6 Penelitian deskriptif
4.6.1 Definisi
Bogdan dan Taylor,
mengatakan bahwa “Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan
individu secara holistik (utuh)” (dalam Moleong, 2002:3).
Kirk dan Miller
(1986:9, dalam Moleong 2002:3) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam
peristilahannya.Sedangkan menurut David Williams (1995, dalam Moleong, 2005:5),
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu
latar ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau
peneliti yang tertarik secara alamiah. Hampir senada juga diungkapkan oleh
Denzin dan Lincoln (1987), yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena
yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Dari kesemua
definisi yang telah dirumuskan oleh berbagai para ahli, penelitian deskriptif
kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan
penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami
sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang.
Dalam penelitian
kualitatif, termasuk juga dengan penelitian deskriptif kualitatif akan terjadi
tiga kemungkinan terhadap masalah yang akan dibawa oleh peneliti dalam
penelitian deskriptif kualitatif yang akan dilakukannya.
ü Pertama, masalah yang dibawa oleh peneliti
merupakan masalah yang tetap, sehingga judul penelitian deskriptif kualitatif
sejak awal pengajuan proposal sampai akhir laporan penelitian sama.
ü Kedua, masalah yang diajukan peneliti menjadi
berkembang dan lebih mendalam setelah peneliti melakukan penelitian deskripstif
kualitatif di lapangan, sehingga tidah terlalu banyak perubahan, cukup
disempurnakan saja.
ü Ketiga, masalah yang diajukan peneliti
setelah melakukan penelitian deskriptif kualitatif di lapangan berubah total,
sehingga objek masalah pun harus diganti secara menyeluruh.
Setiap penelitian,
baik penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif atau penelitian
deskriptif kualitatif selalu berawal dari masalah. Akan tetapi, terdapat
perbedaan yang mendasar antara objek masalah dalam kedua metode penelitian ini.
Dalam penelitian kualitatif masalah yang menjadi objek penelitian masih belum
jelas, kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, objek masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara, tentatif, dan akan terus berkembang atau
berganti setelah peneliti terjun langsung ke lapangan.
Dalam melakukan
penelitian deskriptif kualitatif, peneliti harus bisa mengetahui kedudukannya
pada saat melakukan pengumpulan data di lapangan. Kedudukan peneliti dalam
penelitian deskriptif kualitatif tidak sama dalam penelitian kuantitatif.
Menurut Moleong (2005:9) dalam penelitian kualitatif penulis sendiri atau
dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.
Peneliti dalam
penelitian deskriptif kualitatif bertindak sebagai sebagai alat pengumpul dan
penafsir data. Hal tersebut, menurut Moleong dilakukan karena, jika
memanfaatkan alat yang bukan-manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu
sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin
untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan yang ada di lapangan. Hal
serupa diungkapkan oleh Nasution (1996:9), menyebutkan kedudukan peneliti dalam
penelitian deskriptif kualitatif berfungsi sebagai “key instrument”. Hal ini
dilakukan karena hanya manusia sebagai instrumen yang dapat memahami makna
interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang
terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden.
4.6.2 Tujuan dan Kegunaan
Menurut Suharsimi Arikunto (2003) metode penelitian
deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa adanya suatu variable, gejala,
atau keadaan dan bukan untuk menguji hipotesis.
Sedangkan bila dilihat dari segi kegunaanya, metode
penelitian deskriptif ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan khusus
(Surakhmad, 1994).
4.6.3 Ciri Khas
Setiap metode penelitian pasti mempunyai ciri khas
masing – masing. Begitu pula dengan metode penelitian ini adalah metode
penelitian untuk menggambarkan mengenai situasi dan kejadian sehingga metode
ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka.
Sementara Surakhmad (1994) mengemukakan lebih
spesifik mengenai ciri khas dari metode penelitian ini, sebagai berikut:
1)
Memusatkan diri pada pemecahan masalah -
masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah – masalah yang actual.
2)
Data yang dikumpulkan mula –mula
disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis.
4.6.4 Jenis – jenis penelitian deskriptif
Ada beberapa jenis penelitian deskriptif seperti
yang telah dijelaskan secara sekilas. Menurut beberapa ahli seperti : Nazir
(1989); Surakhmad (1994); Sulistyo Basuki (2006); Donald Ary (2007), masing –
masing mengklasifikasikan penelitian deskriptif menjadi beberapa jenis dan dari
pandangan mereka, dapat ditemukan bahwa penelitian deskriptif paling tidak ada
15 macam, yaitu:
1)
Metode Survey
2)
Metode Continues Descriptive
3)
Studi Kasus
4)
Penelitian Komparatif
5)
Penelitian Analisis Kerja atau Aktivitas
6)
Studi Waktu dan Gerak
7)
Analisis Tingkah Laku
8)
Analisis Kuantitatif
9)
Studi Operasional
10)
Kajian Korelasi
11)
Kajian Pengembangan
12)
Kajian Kecenderungan Atau Arah Gerak
(Trend Studies)
13)
Metode Bandingan
14)
Studi Tindak Lanjut (Follow Up Studies)
15)
Analisis Documenter
4.6.5 Kriteria Penelitian Deskriptif
1)
Kriteria umum
ü Masalah
yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah dan tidak terlalu luas
ü Tujuan
penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum
ü Data
yang digunakan harus fakta – fakta yang terpercaya dan bukan opini
ü Standar
yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas
ü Harus
ada deskripsi yang jelas tentang tempat dan waktu penelitian dilakukan
ü Hasil
penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan
data maupun dalam menganalisa data serta studi kepustakaan yang dilakukan.
2)
Kriteria khusus
ü Prinsip
– prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value)
ü Fakta
– fakta ataupun prinsip – prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status
ü Sifat
penelitian adalah ex post facto
sehingga tidak ada control terhadap variable dan peneliti tidak mengadakan pengaturan
atau memanipulasi variable. Justru variable dilihat sebagaimana adanya.
5.
Kelebihan
dan kelemahan metode kualitatif
5.1 Kelebihan
1)
Dalam penelitian kualitatif lebih dapat
memungkinkan lahirnya teori social baru
2)
Dengan penelitian kualitatif
masalah realitas subyektif seperti masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem
nilai, agama atau masalah kebudayaan pada umumnya akan dapat diungkapkan.
3)
Mampu memahami makna dibalik
perilaku
5.2 Kelemahan
1)
Hasil penelitian bersidat subyektif
2)
Temuan teori hanya berlaku bagi
kebudayaan yang terbatas
3)
Kegunaan teori yang dihasilkan rendah
karena belum tentu dapat dimanfaatkan
6.
Fungsi
dan pemanfaatan penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif dimanfaatkan untuk keperluan:
·
Pada penelitian awal dimana subyek
penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami
·
Pada upaya pemahaman penelitian perilaku
dan penelitian motivasional
·
Untuk penelitian konsultatif
·
Memahami isu-isu rumit sesuatu proses
·
Memahami isu-isu rinci tentang situasi
dan kenyataan yang dihadapi seseorang
·
Untuk memahami isu-isu yang sensitive
·
Untuk keperluan evaluasi
·
Dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat
untuk menelaah sesuatu latar belakan misalnya tentang motivasi, peran, nilai,
sikap dan persepsi
DAFTAR
PUSTAKA
Davidson,
A.L., Grounded Theory, Page Wise Inc. 2001
Hueser,
Nichola G., Grounded Theory as a Research Methodology, 1999
Lexy,J
dan Moleong., Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), Pt. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar