Minggu, 24 Agustus 2014

METODE PENELITIAN KUALITATIF




METODE PENELITIAN KUALITATIF

1.        Konsep Dasar Metode Penelitian Kualitatif
Metodologi secara umum didefinisikan sebagai ”a body of methods and rules followed in science or discipline”. Sedangkan metode sendiri adalah ”a regular systematic plan for or way of doing something”. Kata  metode berasal dari istilah Yunani methodos (meta+bodos) yang artinya cara. Jadi, metode penelitian sosial adalah cara sistematik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam proses identifikasi dan penjelasan fenomena sosial yang tengah ditelisiknya. Secara dikotomis, dalam ilmu sosial dikenal dua jenis metode penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif.
David William (1995) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orangatau peneliti yang tertarik secara alamiah.
Penelitian kualitatif di definisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia (Catherine Marshal, 1995).
Poerwandari (2007) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video, dan lain sebagainya.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Pengertian ini mempertentangkan penelitian kualitatif dengan penelitian yang bernuansa kuantitatif yaitudengan menonjolkan bahwa usaha kuantifikasi apapun tidak perlu digunakan pada penelitian kualitatif.

2.        Karakteristik Metode Penelitian Kualitatif
Ada  beberapa karakteristik metode penelitian kualitatif yaitu:
1)     Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung.
2)     Memiliki sifat deskriptif analitik
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.
3)     Tekanan pada proses bukan hasil
Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapar dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di mana dan pada saat mana proses itu berlangsung. Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu mentaransformasi data menjadi angka untuk mengindari hilangnya informasi yang telah diperoleh. Makna suatu proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan teori sebagai suatu temuan atau hasil penelitian tersebut.
4)     Bersifat induktif
Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling berkaitan.
5)     Mengutamakan makna
Penelitian kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi. Sebagai bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara sahih dan tepat.
6)     Tehnik penelitian kualitatif
Menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen. Ada beberapa metode tang digunakan dalam pertimbangan yaitu penyesuaian metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan dengan kenyataan jamak, metode ini menyajikan secara langsungantara peneliti dan responden dan metode ini lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
7)     Intrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti sebagai instrumen, tape recorder (video/audio), kamera dan sebagainya
8)     Analisis data dilakukan secara terus menerus dari awal hingga kahir penelitian, dengan induktif, mecari pola, model, tema dan teori.

Berdasarkan ciri di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami. Generalisasi tak perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang kompleks dan selalu berubah menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan.

3.        Proses Penelitian
Sehubungan persyaratan diterapkannya “metode ilmiah” dalam setiap kegiatan penelitian tersebut maka penelitian dasar dari proses penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

Kerangka berpikir dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kerangka berpikir kuantitatif karena, dalam penelitian kualitatif mensyaratkan pentingnya Penelitian Pendahuluan untuk membangunnya.
Disamping itu, dalam penelitian kualitatif tidak mensyaratkan adanya hipotesis dan tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi.


4.        Jenis Penelitian Kualitatif
4.1      Study kasus (case study)
Case study adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan social termasuk manusia didalamnya (Nasution S,2001:27). Case study dapat dilakukan pada seorang individu, sekelompok individu (misalnya : suatu keluarga), segolongan manusia (guru, suku), lingkungan hidup manusia (desa, sector kota) atau lembaga social (perkawinan-perceraian). Case study dapat mengenai perkembangan sesuatu (misalkan pengaruh didirikannya suatu pabrik didaerah pedesaan), dapat pula memberi gambaran yang ada tentang keadaan yang sebenarnya.
Bahan case study dapat diperoh dari sumber – sumber seperti laporan hasil pengamatan, catatan pribadi, kitab harian atau biografi orang yang diselidiki, laporan atau keterangan dari orang yang banyak tahu tentang kejadian itu.
Keuntungan dari case study
1)        Dengan case study dapat diselidiki setiap aspek kehidupan sosial kecuali bila ada halangan yang tak dapat di atasi seperti: tidak mungkinnya diperoleh keterangan, atau karena alas an keuangan, waktu dan tenaga.
2)        Dapat digunakan untuk meneliti setiap aspek spesifik dari suatu topic atau keadaan social secara mendalam dengan tidak melupakan bagian khas yang secara terperinci tidak boleh melupakan kedudukannya dalam rangka keseluruhan masalahnya.
3)        Dapat digunakan sebagai cara pengumpulan data seperti; observasi, wawanca, angket, studi documenter, dan alat pengumpulan data lainnya untuk memperoleh informasi yang sebanyak – banyaknya agar masalah tersebut kita pahami secara mendalam.
4)        Case study dapat menguji kebenaran teori. Jika case study tersebut didasarkan atas teori – teori teretentu, maka case study yang spesifik membuka kesempatan untuk menguji  kebenaran teori itu. Dari hasil case studi itu ada kemungkinan untuk merumuskan generalisasi – generalisasi tertentu.
5)        Case studi dapat dilakukan dengan biaya yang rendah. Hal ini tergantung dari metode pengumpulan data yang digunakan.




Kelemahan dari case study
1)        Oleh karena case studi mempelajari aspek – aspek yang spesifik, kemungkinan untuk mencapai generalisasi sangat terbatas. Generalisasi yang berdasarkan case studi disangsikan keberanannya bagi masyarakat luas. Jika sampel tersebut homogen maka dapat dianggap representaif bagi keseluruhan. Namun, dalam penelitian social tidak akan terdapat homogenitas yang demikian. Maka, ada alasan untuk menyangsikan representativitas satu casae studi. Jaki jikalaupun diambil suatu generalisasi, maka itu harus dipandang sebagai tentative yang perlu diuji kebenarannya dikemudian hari.
2)        Keberatan lain yaitu case studi memerlukan waktu yang lebih lama bila dibandingkan survey. Hal ini disebabkan oleh metode pengumpulan data karena mengharuskan peneliti untuk terlibat langsung dalam pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara pribadi serta menggunakan metode – metode lain.

4.2     Etnografi (Ethnography)
Etnografi merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya. Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena memang  dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti mengamati perilaku seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Data diperoleh dari observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen atau artifak secara jeli.
Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. Para ahli pendidikan bisa menggunakan etnografi untuk meneliti tentang pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-sekolah di tengah-tengah kota.



Parameter :
1.    Geografi
2.    Agama
3.    Suku bangsa
4.    Shared experience
Kelemahan:
1.      Sangat memboroskan waktu /membutuhkan waktu yang sangat lama
2.      Bila peneliti tidak familiar dengan social budaya masyarakat setempat atau dengan bahasa local
3.      Peneliti sebagai outsider bias menyebabkan kebingungan atau kesalah pahaman
4.      Peneliti harus kembali kelapangan untuk mengecek interpretasinya dengan informan untuk validasi data
5.      Analisa data dengan menggunakan emik
6.      Seringkali menggunakan bahasa local untuk mendeskripsikan fenomena

4.3     Penelitian Histories (Historical Research)
4.3.1   Definisi
Menurut Winarno Surakhmad (1994) metode Histories Reseach merupakan  penelitian yang mengaplikasikan metode pemecahan yang ilmiah dari perspektif historis suatu masalah. Secara spesifik, dijelaskan bahwa sebuah proses yang meliputi pengumpulan dan penafsiran sejarah, peristiwa ataupun gagasan yang timbul dimasa lampau, untuk menemukan generalisasi yang berguna dalam usaha untuk memahami kenyataan – kenyataan sejarah, bahkan juga berguna untuk memahami sekarang dan meramalkan perkembangan yang akan datang.
Sementara menurut M Nazir (1988) metode ini merupakan usaha untuk memberikan interpretasi dari bagian tren yang naik turun dari suatu status dimasa lampau untuk memperoleh generalisasi yang berguna untuk memahami kenyataan sejarah, membandingkan dengan keadaan sekarang dan dapat meramalkan keadaan yang akan datang.
Jenis penelitian ini mengkaji dokumen atau artifak untuk memperoleh pengetahuan tentang apa yang terjadi di masa lampau. Keberhasilan pemahaman yang komprehensip tergantung pada ketepatan dan kelengkapan data dan catatan peneliti tentang dokumen tersebut. Misalnya, seorang peneliti pendidikan ingin mengetahui kecenderungan yang terjadi di sebuah di wilayah tertentu sejak awal berdirinya hingga sekarang dengan fokus perhatian pada isu tunggal. Misalnya, metode pengajarannya, kecenderungan asal siswa, setelah siswa lulus, matapelajaran yang disukai, kecenderungan model belajarnya dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan tersebutm, ada 3 unsur makna metode sejarah yaitu: (a) upaya interpretative, (b) fakta – fakta yang merupakan tren masa lalu dan (c) tujuan memprediksi masa yang akan datang berdasarkan tren masa lalu.

4.3.2   Tujuan dan Kegunaan
Menurut Andi Prastowo (2011) metode ini mempunyai tujuan yaitu untuk membuat rekontrksi masa lampau secara obyektif dan sistematis dengan mengumpulkan, mengevaluasi serta menjelaskan dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan menarik kesimpulan secara tepat.
Sedangkan dari segi kegunaannya, metode sejarah digunakan untuk menelusuri jalur-jalur kesejarahan. Kegunaan lainnya implementasi (penerapan) metode secara khusus menghasilkan penelitian yang bersifat komperatif.
Adapun Ndraha (1985) menyebutkan ada 3 manfaat dari metode Histories Reseach, yaitu:
1.         Dengan pendekatan objektif, dicapai pengertian akan kejadian masa lampau
2.         Dengan pendekatan subyektif, dilakukan pembandingan antara masa lalu dan masa kini
3.         Berdasarkan data atau fakta masa lalu, dapat diperhitungkan arag perkembangan masa depan

4.3.3   Ciri Khas
Metode Histories Reseach memiliki 4 ciri khusus, yaitu:
1)      Metode ini lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain dimasa lampau
2)      Data yang digunakan lebih banyak bergantung dari data primer dari pada data sekunder.
3)      Metode Histories Reseach mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar
4)      Sumber data harus dinyatakan secara definitive, baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan keasliannya. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang – kurangnya 2 saksi yang tidak pernah berhubungan.

4.3.4   Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam metode Histories Reseach menurut Nazir (1988) adalah: (1) Remain dan dokumen (2) sumber primer dan sumber sekunder.

4.3.5   Jenis Penelitian Histories
Secara garis besar ada 4 jenis metode penelitian sejarah yaitu:
1)      Penelitian Sejarah Komparatif
Metode penelitian sejarah yang dikerjakan untuk membandingkan factor-factor dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau.
2)      Penelitian Yuridis atau Legal
Metode penelitian sejarah yang ingin menyelidiki hala-hal yang berhubungan dengan hukum, baik hukum formal maupun nonformal dalam masa yang lampau. 
3)      Penelitian Biografis
Salah satu jenis metode sejarah yang digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat. Penelitian ini mengkaji sifat - sifat, watak, dan pengaruh baik pengaruh lingkungannya maupun pengaruh pemikirannya dan watak figure yang diterima selama hayatnya.
     Menurut Surakhmad (1994), surat-surat pribadi yang ditulis oleh subyek semasa hidupnya, karangan mengenai dirinya, peristiwa- peristiwa yang digali dari orang-orang yang terdekat dengannya, buku harian, dan hasil-hasil karyanya. Semua ini adalah sumber berharga untuk menyusun biografi yang baik. 
4)      Penelitian Bilbiografis
Metode sejarah uuntuk mencari, menganalisis, membuat interpretasi ,serta menggeneralisasi fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi. Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide-ide yang ditulis oleh para pemikir atau para ahli. Kerja penelitian ini juga mencakup penyusunan karya teretentu dari seorang pemikir atau menemukan dan menerbitkan kembali dokumen-dokumen tua yang telah lama hilang.

4.3.6   Problematika Histories Reseach
Menurut Sulisto Basuki (2006), ada beberapa maslaaha pokok yang dihadapi jika peneliti menggunakan metode ini dalam penelitiannya,yaitu sebagai berikut:
1.    Menentukan bagaimana data dianggap cukup
2.    Ceroboh dalam menilai data
3.    Terlalu mengandalkan sumber informasi sekunder
4.    Mengkaji masalah yang terlalu luas
5.    Keliru dalam menilai data sejarah beserta sumbernya
6.    Kekeliruan dalam menafsirkan data
7.    Membawa masalah kini kemasa lampau walaupun data sejarah yang ada tidak menunjang interpretasi tersebut.

4.4     Fenomenologi
Istilah fenomenologi memiliki tiga konsep. Pertama, ia merupakan salah satu nama teori sosial mikro yang secara garis besar konsepnya adalah setiap gejala atau peristiwa apa saja yang muncul tidak pernah berdiri sendirian. Dengan kata lain,  selalu ada rangkaian peristiwa lain yang melingkupinya. Selain itu, menurut fenomenologi, yang tampak bukan merupakan fakta atau realitas yang sesungguhnya, sebab ia hanya merupakan pantulan-pantulan yang ada di baliknya. Kedua, fenomenologi merupakan jenis paradigma penelitian sebagai kontras dari positivistik. Jika positivistik merupakan akar-akar metode penelitian kuantitatif, maka fenomenologi merupakan akar-akar metode penelitian kualitatif. Jika positivistik lebih memusatkan perhatian pada data yang empirik dan mencari hubungan antar-variabel, maka fenomenologi sebaliknya berfokus pada data abstrak dan simbolik dengan tujuan utama memahami gejala yang muncul sebagai sebuah kesatuan utuh. Ketiga, fenomenologi merupakan jenis penelitian kualitatif yang konsep dasarnya adalah kompleksitas realitas atau masalah itu disebabkan oleh pandangan atau perspektif subjek. Karena itu, subjek yang berbeda karena memiliki pengalaman berbeda akan memahami gejala yang sama dengan pandangan yang berbeda. Lewat wawancara yang mendalam, peneliti fenomenologi berupaya memahami perilaku orang melalui pandangannya. “Human behaviour is a refelection of human mind”. Yang membedakan dengan jenis penelitian kualitatif yang lain, fenomenologi menggunakan orang sebagai subjek kajian, bukan teks atau organisasi, dsb. Contoh pertanyaaan penelitian fenomenologi  adalah : (1) Bagaimana hubungan antara guru-guru baru dan para seniornya? (2). Apa makna pengalaman mengajar bagi guru-guru muda yang baru mengajar?
.
4.5     Grounded Research
4.5.1   Definisi
Metode Grounded Research menghasilkan teory yang disebut Grounded Theory. Dalam metode ini, digunakan pendekatan penelitian kualitatif yang memiliki maksud pokok untuk mengembangkan teori berdasarkan data empiris, bukan membangun teori secara deduktif logis (Muhadjir, 2000).
Menurut Moelong (2006) metode ini memiliki maksud untuk menjadi metode yang tuntas dengan jalan menyediakan prosedur yang rinci dan sistematis dalam pengumpulan data, analisisdan teorisasi. Namun, hal itu ditunjukan untuk menjaga kualitas teori yang muncul dari data. Menurut Moelong (2006) ada kriteria pokok untuk penelitian Grounded Research, yaitu:
1.    Harus sesuai dengan fenomena
2.    Diperoleh dari berbagai macam data
3.    Dipercaya dari segi kenyataan sehari – hari dibidangnya
4.    Hal itu harus menyediakan pemahaman dan harus komprehensif terhadap orang – orang yang diteliti maupun yang lainnya yang terlibat.
5.    Hal itu harus menyediakan kesimpulan umum
6.    Interpretasinya konseptual dan luas
7.    Teori memasukkan variasi ekstentif dibidangnya
8.    Menyediakan pengawasan

Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan teori dari fenomena sosial berdasarkan data lapangan. Pengalaman bergulat dengan data akan melahirkan pemahaman, pertanyaan, dan hipotesis yang memandu peneliti untuk memusatkan perhatian pada isu tertentu. Karena itu, semakin kaya data, peneliti semakin memperoleh insight yang tajam dan mendalam tentang isu yang diteliti. Pertanyaan penelitian dipertajam setelah peneliti melakukan pengumpulan data di lapangan. Disebut grounded , sebab teori dilahirkan dari data, bukan dari teori yang lain yang sudah ada sebelumnya.

4.5.2   Tujuan dan kegunaan
Menurut Nazir (1988) ada 5 tujuan dari metode ini yaitu:
1.      Untuk mengadakan generalisasi empiris
2.      Untuk menetapkan konsep – konsep
3.      Untuk membuktikan teori
4.      Untuk mengembangkan teori
5.      Untuk menentukan sejauh mana suatu kasus berlaku untuk umum 

Dalam pandangan Glaser dan Strauss, metode Grounded Reseach  memiliki kegunaan memberi peluang pengembangan teori subtantif menjadi teori formal (Muhadjir:2000).selain itu, Grounded Reseach  juga lebih banyak memberikan sumbangan pada konsep berfikir kualitatif. Akan tetapi dalam banyak hal masih terpaku pada pemikiran kuantitatif.
Dari penjelasan di atas, pada intinya metode Grounded Reseach  memiliki kegunanaan untuk mengembangkan teori – teori baru. Data menjadi sumber teori.

4.5.3   Ciri khas Grounded Reseach
Metode Grounded Reseach dapat kita bedakan dari metode – metode yang lainnya. Apa saja ciri – cirinya?
1)      Menggunakan data sebagai sumber teori
2)      Peranan data dalam penelitian ini lebih ditonjolkan
3)      Pemilihan sampel mengarah ke pemilihan kelompok atau subkelompok yang akan memperkaya penemuan ciri – ciri utama
4)      Pengumpulan data dan analisis data berjalan pada waktu yang bersamaan
5)      Hubungan teori dan tesis terletak pada teirisinya data secara penuh pada tesis subtantif. 

4.5.4   Keuntungan
Metode Grounded Reseach memiliki kelebihan sebagai berikut:
1)      Metode ini  mampu menyelidiki secara mendalam suatu permasalahan
2)      Metode Grounded Reseach mengkritik tugas pengembangan ilmu pengetahuan (dengan pendekatan kuantitatif-positivistik) yang hanya mengadakan verifikasi
3)      Hipotesis dalam Metode Grounded Reseach merupakan suatu pernyataan ilmiah yang akan terus dikembangakan.
4.5.5   Kelemahan
Kelemahan Metode Grounded Reseach adalah sebagai berikut:
1)      Grounded Reseach menggunakan analisis perbandingan dan mensifatkan analisis perbandingan sebagai penemuan yang baru. Karena, Grounded Reseach tidak menggunakan Propability Sampling maka generalisasi yang dilakukan akan menimbulkan banyak bias.
2)      Akhir penelitian tergantung pada subyektivitas peneliti
3)      Teori yang diperoleh dalam Grounded Reseach tidak didasarkan atas langkah - langkah sistematis melalui siklus empiris metode ilmiah.
4)      Grounded Reseach dapat disamakan dengan pilot studi atau Exploratory Reseach belaka.
5)      Sukar dinilai dengan metode – metode umum lainnya yang sering dilakukan dalam penelitian kemasyarakatan.

4.6     Penelitian deskriptif
4.6.1   Definisi
Bogdan dan Taylor, mengatakan bahwa “Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh)” (dalam Moleong, 2002:3).
Kirk dan Miller (1986:9, dalam Moleong 2002:3) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.Sedangkan menurut David Williams (1995, dalam Moleong, 2005:5), mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Hampir senada juga diungkapkan oleh Denzin dan Lincoln (1987), yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Dari kesemua definisi yang telah dirumuskan oleh berbagai para ahli, penelitian deskriptif kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang.
Dalam penelitian kualitatif, termasuk juga dengan penelitian deskriptif kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang akan dibawa oleh peneliti dalam penelitian deskriptif kualitatif yang akan dilakukannya.
ü  Pertama, masalah yang dibawa oleh peneliti merupakan masalah yang tetap, sehingga judul penelitian deskriptif kualitatif sejak awal pengajuan proposal sampai akhir laporan penelitian sama.
ü  Kedua, masalah yang diajukan peneliti menjadi berkembang dan lebih mendalam setelah peneliti melakukan penelitian deskripstif kualitatif di lapangan, sehingga tidah terlalu banyak perubahan, cukup disempurnakan saja.
ü  Ketiga, masalah yang diajukan peneliti setelah melakukan penelitian deskriptif kualitatif di lapangan berubah total, sehingga objek masalah pun harus diganti secara menyeluruh. 

Setiap penelitian, baik penelitian kuantitatif maupun penelitian  kualitatif atau penelitian deskriptif kualitatif selalu berawal dari masalah. Akan tetapi, terdapat perbedaan yang mendasar antara objek masalah dalam kedua metode penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif masalah yang menjadi objek penelitian masih belum jelas, kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, objek masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentatif, dan akan terus berkembang atau berganti setelah peneliti terjun langsung ke lapangan.
Dalam melakukan penelitian deskriptif kualitatif, peneliti harus bisa mengetahui kedudukannya pada saat melakukan pengumpulan data di lapangan. Kedudukan peneliti dalam penelitian deskriptif kualitatif tidak sama dalam penelitian kuantitatif. Menurut Moleong (2005:9) dalam penelitian kualitatif penulis sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.
Peneliti dalam penelitian deskriptif kualitatif bertindak sebagai sebagai alat pengumpul dan penafsir data. Hal tersebut, menurut Moleong dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan-manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan yang ada di lapangan. Hal serupa diungkapkan oleh Nasution (1996:9), menyebutkan kedudukan peneliti dalam penelitian deskriptif kualitatif berfungsi sebagai “key instrument”. Hal ini dilakukan karena hanya manusia sebagai instrumen yang dapat memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden.

4.6.2   Tujuan dan Kegunaan
Menurut Suharsimi Arikunto (2003) metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa adanya suatu variable, gejala, atau keadaan dan bukan untuk menguji hipotesis.
Sedangkan bila dilihat dari segi kegunaanya, metode penelitian deskriptif ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan khusus (Surakhmad, 1994).

4.6.3   Ciri Khas
Setiap metode penelitian pasti mempunyai ciri khas masing – masing. Begitu pula dengan metode penelitian ini adalah metode penelitian untuk menggambarkan mengenai situasi dan kejadian sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka.
Sementara Surakhmad (1994) mengemukakan lebih spesifik mengenai ciri khas dari metode penelitian ini, sebagai berikut:
1)        Memusatkan diri pada pemecahan masalah - masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah – masalah yang actual.
2)        Data yang dikumpulkan mula –mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis.

4.6.4   Jenis – jenis penelitian deskriptif
Ada beberapa jenis penelitian deskriptif seperti yang telah dijelaskan secara sekilas. Menurut beberapa ahli seperti : Nazir (1989); Surakhmad (1994); Sulistyo Basuki (2006); Donald Ary (2007), masing – masing mengklasifikasikan penelitian deskriptif menjadi beberapa jenis dan dari pandangan mereka, dapat ditemukan bahwa penelitian deskriptif paling tidak ada 15 macam, yaitu:
1)        Metode Survey
2)        Metode Continues Descriptive
3)        Studi Kasus
4)        Penelitian Komparatif
5)        Penelitian Analisis Kerja atau Aktivitas
6)        Studi Waktu dan Gerak
7)        Analisis Tingkah Laku
8)        Analisis Kuantitatif
9)        Studi Operasional
10)    Kajian Korelasi
11)    Kajian Pengembangan
12)    Kajian Kecenderungan Atau Arah Gerak (Trend Studies)
13)    Metode Bandingan
14)    Studi Tindak Lanjut (Follow Up Studies)
15)    Analisis Documenter

4.6.5   Kriteria Penelitian Deskriptif
1)      Kriteria umum
ü  Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah dan tidak terlalu luas
ü  Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum
ü  Data yang digunakan harus fakta – fakta yang terpercaya dan bukan opini
ü  Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas
ü  Harus ada deskripsi yang jelas tentang tempat dan waktu penelitian dilakukan
ü  Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta studi kepustakaan yang dilakukan.
2)      Kriteria khusus
ü  Prinsip – prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value)
ü  Fakta – fakta ataupun prinsip – prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status
ü  Sifat penelitian adalah ex post facto sehingga tidak ada control terhadap variable dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau memanipulasi variable. Justru variable dilihat sebagaimana adanya.

5.        Kelebihan dan kelemahan metode kualitatif
5.1     Kelebihan
1)      Dalam penelitian kualitatif lebih dapat memungkinkan lahirnya teori social baru
2)      Dengan penelitian kualitatif masalah realitas subyektif seperti masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem nilai, agama atau masalah kebudayaan pada umumnya akan dapat diungkapkan. 
3)      Mampu memahami makna dibalik perilaku

5.2     Kelemahan
1)      Hasil penelitian bersidat subyektif
2)      Temuan teori hanya berlaku bagi kebudayaan yang terbatas
3)      Kegunaan teori yang dihasilkan rendah karena belum tentu dapat dimanfaatkan

6.        Fungsi dan pemanfaatan penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif dimanfaatkan untuk keperluan:
·           Pada penelitian awal dimana subyek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami
·           Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional
·           Untuk penelitian konsultatif
·           Memahami isu-isu rumit sesuatu proses
·           Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang
·           Untuk memahami isu-isu yang sensitive
·           Untuk keperluan evaluasi
·           Dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untuk menelaah sesuatu latar belakan misalnya tentang motivasi, peran, nilai, sikap dan persepsi


DAFTAR PUSTAKA

Davidson, A.L., Grounded Theory, Page Wise Inc. 2001
Hueser, Nichola G., Grounded Theory as a Research Methodology, 1999
Lexy,J dan Moleong., Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), Pt. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar